Upacara Peringatan HUT Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia

Kemantren Kotagede telah melaksanakan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia bertempat di halaman SMA N 5 Yogyakarta. Dalam upacara tersebut, bertindak sebagai inspektur upacara Mantri Pamong Praja Kemantren Kotagede, Bapak Komaru Ma'arif S.I.P., M.Si. dan dipimpin oleh Komandan Upacara Bapak IPDA Sutarno, S.H dari Polsek Kotagede. Upacara tersebut dihadiri Danramil Kotagede Kapten Kav. Yohanes Sutarna, Kapolsek Kotagede AKP Basungkawa S.H, M.H., Lurah se-Kemantren Kotagede, Kepala KUA Kotagede, Kepala Puskesmas Kotagede I dan II, LPMK Kemantren Kotagede, tokoh masyarakat, perwakilan siswa SMA, SMP, beserta guru dan tamu undangan.

Rangkaian upacara berjalan lancar dan khidmat, diantaranya ialah pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih, pemberian amanat oleh Inspektur Upacara, pembacaan Teks Proklamasi, pembacaan pembukaan UUD 1945, pembacaan doa, mengheningkan cipta, serta hiburan lagu dari paduan suara SMA N 5 Yogyakarta. Amanat yang diberikan oleh Mantri Pamong Praja Kemantren Kotagede, Bapak Komaru Ma'arif S.I.P., M.Si merupakan naskah dari Gubernur D.I.Y. yang berisi Momentum Peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Ke-79, dengan tema: “Nusantara Baru, Indonesia Maju”, “jelas bukanlah sekedar slogan. Ia menyiratkan gema kebangsaan, yang menggema dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, merefleksikan tiga momen penting dalam sejarah bangsa. Penyambutan Ibu Kota Nusantara (IKN), estafet kepemimpinan nasioanal, dan semangat menuju Indonesia Emas 2045. Ibu Kota Nusantara (IKN), bukanlah sebuah identitas wilayah geografis semata, tetapi  mengisyaratkan panggilan kerja kolektif-nasional, melambangkan akselerasi pemerataan Pembangunan. Kehadiran IKN merefleksikan, filsafat moral “Rukti Setya Garba-rukmi”, yang bermkana tekad menghimpun segala daya dan potensi, guna kemakmuran rakyat. Terkait estafet kepemimpinan nasional, diharapkan dapat menjadi momentum untuk mengakselerasi Pembangunan. Semua akan tercapai apabila setiap rakyat juga berpartisipasi aktif, sesuai peran terbaiknya masing-masing. Harapannya setiap pemimpin di Indonesia seyogyanya mengamalkan nilai “Smara-bhumi Adimanggala”, sebuah tekad juang untuk menjadi pelapor pemersatu berbagai unsur yang berbeda- beda, dari waktu ke waktu, serta berperan dalam perdamaian dunia. Dan kesemua itu, harus dielaborasi dalam kesadaran sikap “Lir-ginelar”, sebuah patron kebijakan kepemimpinan, dalam nilai-nilai demokrasi, musyawarah mufakat, atas dasar partisipasi masyarakat. Prinsip-prinsip itulah yang dapat menjadi pilar kebangsaan. Kebhinekaan dan kekayaan potensi Indonesia, adalah modal pembanguna yang harus dikembangkan. Tentu agar menjadi kekuatan positif, menuju kehidupan berbangsa yang lebih sejahtera, berkeadilan, guyub rukun, dan aman damai, mencerminkan Indonesia Emas 2045. Mari perkuat persatuan dankesatuan bangsa dengan “KErja Bersama”, yang menandai peringatan Proklamasi Kemerdakaan ke–79 Repbulik Indonesia dengan penuh rasa Syukur. Semoga Tuhan Yang Maha Mengetahui, senantiasa menunjukan arah di jalan lurusNya, sehingga Jiwa Proklamasi, dapat menuntaskan misi membangun NKRI yang satu  dan bersatu, dalam semangat Nusantara Baru Indonesia Maju, “Lir Handaya Paseban Jati”. Dirgahayulah yang ke-79 Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sekali Merdeka Tetap Merdeka, menuju Indonesia Jaya”.