Rejowinangun Wakili DIY Lomba Desa dan Kelurahan 2024 Tingkat Regional Jawa-Bali
KOTAGEDE- Kelurahan Rejowinangun mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Regional II Jawa-Bali Tahun 2024.Setelah sebelumnya melalui tahap Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Kemantren, Kota, Provinsi dan sekarang lolos menjadi 5 besar terbaik dari 2.879 kelurahan secara nasional di wilayah Jawa – Bali. Bersaing dengan 4 kelurahan lainnya, yaitu Kelurahan Jemur Wonosari Surabaya, Sunter Jaya Tanjung Priok Jakarta Utara, Pudakpayung Banyumanik Semarang dan Nusa Jaya Karawaci Tangerang.
Penjabat Wali Kota Jogja Sugeng Purwanto menjelaskan Kelurahan Rejowinangun punya berbagai potensi unik yang jadi unggulan, di antaranya pemetaan potensi wilayah dengan pengembangan sistem klaster, pembentukan sentra industri kecil jamu tradisional, hingga keberadaan inovasi alat pembakar sampah ramah lingkungan.
“Banyak inovasi yang diciptakan masyarakat di Kelurahan Rejowinangun. Seperti Pembentukan Sentra Industri Kecil Jamu Tradisional J’Ge, Alat Pembakar Sampah Ramah Lingkungan, Pengembangan Produk Sabun Cuci Piring Power Liquid, Ketahanan Pangan dengan Budidaya Sayuran di Pekarangan atau BUDISARANG, serta Pemanfaatan Tenaga Surya di Kampung Proklim RW 06,” katanya saat menyambut Tim Juri Lomba Desa dan Kelurahan 2024.
Lurah Rejowinangun, Handani Bagus Setyarso, mengaku optimistis wilayahnya bisa kembali meraih juara terbaik dalam Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Regional. Diharapkan prestasi yang didapatkan oleh Rejowinangun tak hanya sampai di sini dan bisa turut meningkatkan kesejahteraan warganya.
“Kami optimistis bisa menjadi yang terbaik sesuai dengan semangat Rejowinangun yaitu Rejo Makmur Jaya, yakni mewujudkan masyarakat makmur, sejahtera dan menjadi kelurahan yang berjaya,” terangnya.
Ketua Tim Juri Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Regional Tahun 2024, Otto Sugiharto Prakoso, menuturkan aspek penilaian meliputi inovasi tata kelola penyelenggaraan pemerintah.
“Penekanan dalam lomba desa dan kelurahan antara lain pada inovasi tata kelola penyelenggaraan pemerintah, pemanfaatan potensi dan sumber daya yang dimiliki, inovasi pelayanan publik, pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel, serta hal lain yang berkaitan dan melibatkan masyarakat di wilayah,” tuturnya." katanya.
Pihaknya juga mengatakan, lomba ini menjadi bentuk evaluasi dan penilaian atas perkembangan desa dan kelurahan.